Benarkah Layoff massal Indonesia akan terjadi di tahun 2020?

Gejolak politik dan ketidakpastian situasi ekonomi dunia membuat layoff menjadi langkah terbaik bagi sebagian perusahaan.
305  
       

Dari pertengahan tahun 2019, iklim bisnis di Indonesia sempat terguncang karena berbagai faktor dalam dan luar negeri. Dari luar negeri kita melihat ketidakstabilan nilai kurs US dollar terhadap rupiah dan naiknya harga minyak mentah dunia yang diakibatkan oleh perselisihan di salah negara Uni Emirat Arab. Naiknya harga minyak mentah dunia di Indonesia tidak terlalu kerasa, namun untuk nilai tukar US Dollar terhadap rupiah itu terasa diberbagai lini industri.

Dari mulai masalah tersebut, Layoff telah muncul ada beberapa lini industri yang mulai merampingkan karyawannya dengan berbagai cara. Ditambah goncanganya kondisi politik Indonesia yang sedang melaksanakan pesta politik pemilihan Presiden, Wakil rakyat, Gubernur, dan Bupati. Tentu saja, pelaku bisnis tidak mau ambil resiko ditengah ketidakpastian tersebut.

Untuk investor saham, kondisinya pun tidak jauh berbeda karena ada isu impeachment Presiden Amerika. Begitu juga didunia startup, 2 marketplace terbesar Indonesia pada tahun 2019 juga melakukan layoff. Mulai dari masalah kecurangan, keamanan, dan perampingan keuangan yang berujung pada restrukturisasi C-Level. Dari masalah-masalah inilah, kekhawatiran muncul. Lantas apakah di tahun 2020 akan semakin parah?

Kita tidak bisa meramal masa depan, yang ada kita hanya bisa memperkirakan dari segala situasi dan kondisi yang telah terjadi saat ini. Beberapa orang berpendapat bahwa departemen didalam perusahaan yang akan pertama kali terkena layoff yaitu:
1. Departemen IT
2. Sales dan Marketing
3. Bisnis dan Operasional

Kenapa harus Departemen IT?

Bagi pelaku bisnis non IT, departemen IT tidak lebih dari penunjang perusahaan bukan roda utama perusahaan. Dengan situasi seperti saat ini, berbagai KPI (Key Performance Index) dari departemen IT ini banyak sekali yang di revisi. Mulai dari masalah pencapaian (achievement), masalah operasional (gaji), dan juga masalah attitude.

Sales dan Marketing

Turun naiknya penjualan sebuah perusahaan ditentukan oleh divisi sales dan marketing. Divisi marketing merupakan divisi yang bertanggung jawab terhadap ceruk pasar sehingga penjualan bisa diukur. Mulai dari brand awareness, promosi sampai dengan layanan purna jual menjadi tanggung jawab divisi marketing. Divisi sales merupakan divisi yang bertanggung jawab terhadap volume penjualan. Contoh kasus untuk lini industri pakaian tahun 2019 turun drastis, karena pada saat musim puncak lebaran, hari libur lebaran terlalu panjang. Sehingga orang-orang lebih memilih menggunakan uangnya untuk berlibur daripada membeli pakaian. Hal ini tentu menjadi sasaran empuk divisi sales dan marketing untuk masuk dalam urutan ke-2 dalam urutan layoff.

Bisnis dan Operasional

Dari tahun 2016 semenjak teknologi masuk meramaikan industri di Indonesia, pergeseran bisnis dan operasional perusahaan mulai terasa. Ini ditandai oleh lahirnya departemen baru dihampir semua lini industri, salah satunya adalah departemen bisnis intelejen. Departemen bisnis intelejen ini merupakan departemen yang bertujuan mengelola seluruh data perusahaan untuk memperkirakan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Dari hasil kesimpulan bisnis intelejen ini, akan digunakan perusahaan untuk menentukan langkah atau strategi yang akan diambil. Namun, pada kenyataanya departemen ini untuk sebagian pihak dinilai kurang berkontribusi. Sehingga departemen ini ada di urutan ke-3.

Penyebab Utama

Banyak sekali orang berpendapat dalam menentukan penyebab utama dalam kasus layoff ini. Tapi secara garis besar dapat disimpulkan bahwa keputusan layoff yang diambil oleh manajemen perusahaan yaitu persaingan pasar yang semakin ketat. Baik dalam hal penjualan, rekrutmen maupun jenis industri.

Akhir Kata

Semua yang ditulis dalam artikel ini tidak dapat dijadikan referensi karena blog ini hanya merupakan opini tanpa riset yang dihimpun dari berbagai sumber non-formal. Jadi, apapun yang terjadi pada tahun 2020 kita harus tetap menjaga kualitas dari output individu maupun output perusahaan. Seandainya terjadi layoff, semoga karyawan yang terkena layoff dapat segera bekerja kembali atau menemukan jalur bisnis sendiri. Dan untuk perusahaan yang mungkin memasuki tahap defisit atau decline, mudah-mudahan bisa segera bangkit kembali.

Demikian, semoga bermanfaat.

Leave a Reply

XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>